Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 269), memaparkan diskusi sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai masalah. Haryanto (2003: 39) menjelaskan metode diskusi sebagai cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah, mengemukakan pendapat, menyusun kesimpulan atau menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah. Tiap orang diharapkan memberikan sumbangan dalam diskusi sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama (Nana Sudjana, 2002: 79). Dari beberapa pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa diskusi kelompok adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dimana terdapat dua atau lebih individu dapat berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka untuk memecahkan suatu masalah sehingga mencapai kesepahaman.
Kelebihan metode diskusi diantaranya yaitu menimbulkan kreativitas siswa dalam ide dan partisipasi yang demokratis serta mendorong persatuan dan kerjasama untuk mencapai tujuan. Jika dilihat dari hasil yang didapatkan, hal terpenting adalah membantu anak untuk berani mengemukakan pendapatnya dihadapan orang banyak. Anak akan menjadi lebih berani dalam berpikir dan berani untuk mengelola emosi untuk menerima pendapat orang lain dan memberikan pendapat.
Moedjiono dan Dimyati (1991: 54) menjelaskan ada tiga macam diskusi kelompok yaitu kelompok dadakan (buzz group), kelompok sindikat (syndicate group) dan sumbang pendapat (brainstorming).
1) Kelompok Dadakan (Buzz Group)
Kelompok dadakan adalah suatu jenis diskusi kelompok kecil yang beranggotakan 3-4 orang, yang bertemu secara bersama-sama membicarakan suatu topik yang sebelumnya telah dibicarakan secara klasikal. Diskusi ini efektif karena tidak memerlukan waktu yang lama seperti diskusi pada umumnya. Diskusi ini dapat dilaksanakan di tengah-tengah jam atau akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka isi pelajaran, memperjelas isi pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Diskusi ini berjalan dengan lancar jika pengelompokan siswa dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa. Hal ini dapat mendorong individu yang malu-malu atau sungkan untuk memberikan pendapat, menciptakan suasana yang menyenangkan, menghemat waktu, serta membagi tugas kepemimpinan dan kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
2) Kelompok Sindikat (Syndicate Group)
Kelompok sindikat merupakan salah satu jenis diskusi kelompok kecil (3-6 orang), dimana setiap kelompok mengerjakan tugas yang berbeda. Setiap kelompok akan melaporkan hasil pekerjaannya di depan kelas dalam suatu diskusi pleno atau diskusi kelas. Guru dalam kelompok sindikat berperan sebagai orang yang menjelaskan garis besar permasalahan kepada seluruh siswa. Guru menggambarkan aspek-aspek permasalahan, kemudian tiap-tiap sindikat (kelompok) diberi tugas untuk mempelajari aspek tertentu.
3) Sumbang Pendapat (Brainstorming)
Pada sumbang pendapat terjadi kegiatan pencurahan gagasan secara spontan yang berhubungan dengan bidang minat atau kebutuhan kelompok untuk mencapai keputusan. Sumbang pendapat ini biasanya dilakukan dalam waktu 5-15 menit, dimana gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh siswa dikumpulkan oleh guru dan dicatat di papan tulis.
Sedangkan tahap-tahap pemakaian metode diskusi menurut Moedjiono dan Dimyati (1991: 59) adalah sebagai berikut:
1) Tahap sebelum pertemuan:
a) Pemilihan topik diskusi b) Membuat rancangan garis besar diskusi yang akan dilaksanakan c) Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan d) Mengorganisasikan para siswa dan formasi kelas dengan jenis diskusinya. e) Menyiapkan kerangka diskusi secara terperinci.
2) Tahap selama pertemuan:
a) Guru menjelaskan tentang tujuan diskusi, topik diskusi, dan kegiatan diskusi yang akan dilakukan b) Siswa melaksanakan kegiatan diskusi sesuai dengan jenis yang digunakan
Sehingga dapat disimpulkan langkah-langkah dalam pelaksanaan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut:
1) Persiapan
a) Guru dan siswa menentukan topik diskusi.
b) Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
c) Guru menyampaikan aturan dalam diskusi
2) Pelaksanaan
a) Guru menjelaskan tentang tujuan dan topik diskusi.
b) Guru menyampaikan permasalahan.
c) Siswa melakukan diskusi sesuai dengan topik yang disediakan
d) Secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
e) Kelompok yang lain memberikan sanggahan, saran, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji
3) Penutup
a) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi
b) Siswa dan guru mengevaluasi jalannya diskusi
Bagaimana para guru hebat ternyata mudah ya melaksanakan diskusi kelompok itu. Mudah jika kita sering melakukannya bersama siswa-siswi kita. Semakin sering kita melakukannya maka keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis, dan memecahkan masalah mereka pun semakin terasah. Anda setuju?