Sungai Sandung, Sungai Pandan, HSU. Kalsel.
blog-img
28/10/2022

Perbedaan Mengerjakan Proyek dan Pembelajaran Berbasis Proyek

Rahmah | Pendidikan

Mengerjakan proyek dan pembelajaran berbasis proyek adalah dua aktivitas yang berbeda. Namun, kita sering salah kaprah dalam memahami keduanya. Contohnya saja, setelah 2 minggu belajar tentang peran BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, murid kelas 5 melakukan simulasi peran BPUPKI di kelas. Simulasi peran termasuk mengerjakan proyek karena simulasi ini tidak kontekstual menganalisis suatu masalah dunia nyata.

Contoh lainnya yaitu murid diminta untuk melakukan penelitian tentang ahli Matematika dan membuat presentasi. Praktik ini termasuk dalam mengerjakan proyek karena murid tidak menggunakan masalah nyata sebagai sumber belajar dan tidak memberikan dampak pada pemahaman konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Berbeda halnya jika murid mencari tahu penyebab terjadinya perubahan iklim dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menemukan jawabannya, mereka merencanakan sebuah kampanye. Nah, kegiatan ini baru dikatakan pembelajaran berbasis proyek karena melibatkan serangkaian proses mulai dari mendefinisikan masalah, menghasilkan ide, membuat prototipe, hingga pengujian.

Dengan adanya pembelajaran berbasis proyek ini murid belajar secara aktif dengan terlibat dalam dunia nyata dan melakukan proyek bermakna secara pribadi maupun kelompok. Murid tidak hanya menghafal konsep dari buku, tetapi mencari dan menemukan sendiri pemahamannya sehingga mendapatkan pemahaman yang mendalam. 

Pemahaman kontekstual pun terbangun karena murid secara aktif mengerjakan proyek yang relevan dengan masalah di dunia nyata dan mampu mengaplikasikan pada situasi yang baru. Tak hanya itu, murid terlatih untuk memiliki inisiatif bertanggung jawab berkolaborasi dalam tim maupun dengan guru dan mengkomunikasikan ide. Hal ini tentu berguna bagi kehidupan mereka ke depannya. Murid terlatih untuk mengasah kreativitas, mulai dari proses memahami konsep, menciptakan ide, mengaplikasikan ide sampai proses menciptakan sebuah karya atau produk.

Adapun Proses Kunci Pembelajaran Merdeka Belajar Berbasis Proyek terdiri dari 

1. Mendefinisikan Masalah

Pembelajaran berbasis proyek dimulai dengan proses murid mengajukan pertanyaan tentang suatu masalah yang diamati (apa masalah yang akan dipecahkan? asumsi apa yang dapat mereka buat tentang mengapa masalah itu ada?). Mengajukan pertanyaan seperti ini akan membantu murid mendefinisikan masalah dalam konteks yang sesuai.

2. Menghasilkan Ide

Selanjutnya, murid diberi kesempatan untuk bertukar pikiran dan mendiskusikan ide-ide mereka untuk memecahkan masalah. Penekanannya di sini bukan untuk menghasilkan ide-ide yang baik, tetapi untuk menghasilkan banyak ide. Semua yang dipikirkan oleh murid adalah hal yang baik dan bisa jadi menghasilkan ide-ide gila yang tidak terpikirkan oleh orang dewasa. Pada bagian ini, setiap murid juga diberi kesempatan untuk memberi umpan balik terhadap ide teman. sehingga proses ini dapat menjadi latihan yang produktif bagi murid dalam pengembangan berbagai keterampilan.

3. Pembuatan Prototype

Merancang dan membuat prototipe solusi merupakan tahap dimana murid dapat berkreasi menemukan pilihan-pilihan solusi yang dapat dilakukan untuk merespon masalah yang mereka temukan sebelumnya. Sebuah prototipe dapat berupa banyak bentuk: mock-up. storyboard, role-play, atau bahkan sebuah produk atau karya yang siap diuji cobakan sebelum akhirnya dipakai sebagai sebuah solusi bagi masalah nyata. Prototipe sering kali dapat mengekspos asumsi murid, serta mengungkap tantangan tak terduga yang mungkin dihadapi setelah menemukan solusi. Perlu diingat bahwa ini bukan akhir. Dalam proses ini murid dapat menerima umpan balik dan dapat memperbaiki desain mereka untuk mempertajam solusi yang akan diberikan.

4. Pengujian

Murid dapat melanjutkan prototipe mereka ke tingkat desain berikutnya, yaitu pengujian. Idealnya, pengujian berlangsung dalam pengaturan "langsung", yaitu memungkinkan murid untuk mengetahui seberapa baik produk atau layanan mereka bekerja dalam lingkungan nyata. Hasil pengujian penting untuk memberikan umpan balik kepada murid tentang solusi yang mereka tawarkan dan menghasilkan pertanyaan baru untuk dipertimbangkan. Apakah solusi berjalan sesuai rencana? Jika tidak, apa yang perlu diubah? Dengan cara ini. pengujian melibatkan murid dalam proses berpikir kritis dan reflektif.

Berikut ini contoh  dialog Pemantik Mendefinisikan Masalah yang dilakukan seorang guru bersama murid-muridnya:

Ustazah Hanima mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis konteks masalah nyata yang muncul di sekitar lingkungan sekolah.

Ustazah Hanima: "Coba amati lingkungan sekitar sekolah, kira-kira masalah apa yang kalian temukan di lingkungan sekolah kita?"

Murid 1: "Kok halaman sekolah kita gersang dan kotor ya, Ustazah?"

Murid 2: "Iya banyak tumpukan Sampah juga dimana-mana."


Ustazah Hanima mengajak murid mengemukakan pendapat dan menentukan pilihan 2 untuk menyelesaikan masalah. Beberapa murid mengemukakan pendapat perlu banyak tempat sampah dan tulisan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Ustazah Hanima: "Nah kira-kira bagaimana ya kita mengatasi masalah lingkungan sekolah yang kotor?"

Murid 1: "Perlu banyak tempat sampah."

Murid 2: "Kalau ada banyak tempat sampah tapi buang sampah tidak pada tempatnya tetap kotor!"

Ustazah Hanima: "Terus menurutmu gimana caranya supaya warga di sekolah buang sampah pada tempatriya?"

Murid 2: "Perlu ada poster ajakan buang sampah pada tempatnya."

Murid 3: Bukan hanya buang sampah pada tempatnya saja, tapi memilah sampah. Supaya nanti kita dapat mendaur ulang sampah."

Ustazah Hanima: "Bagus anak-anak mari kita mulai merancang projekuntuk menyelesaikan masalah lingkungan sekolah kita yang kotor."

Dari sesi dialog di atas, kita bisa memantik murid untuk mengeluarkan pendapat mereka. Menemukan akar masalah lalu menggali ide dan menjalankan tahapan di atas akan memandu kita melakukan pembelajaran berbasis proyek ini. Definisikan peran kita sebagai fasilitator dalam mendampingi murid merancang dan menyelesaikan proyek dari keresahan murid menjalankan proses kunci pembelajaran berbasis proyek. Juga mencari ide strategi dan metode untuk merancang modul perencanaan guru sebagai fasilitator dalam memantik murid dapat menjalankan proses kunci pembelajaran berbasis proyek.

Referensi : LMS Merancang Modul Pembelajaran Berbasis Proyek di aplikasi karier.mu


 

 

 

Bagikan Ke:

Populer